Beranda

Semua berawal dari masjid…

✍Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah.

Masjid adalah sebaik-baik tempat di muka bumi. Ia merupakan pasar pahala yang bertabur begitu banyak keutamaan.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

“Tempat yang paling dicintai Allah ialah masjid, dan tempat yang paling dimurkai Allah ialah pasar.” (HR. Muslim)

Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdil Muhsin Al ‘Abbad menjelaskan sebab dikatakannya masjid sebagai tempat yang paling dicintai Allah ialah karena di dalamnya banyak disebut nama Allah, ditegakkan shalat, dibacakan Al Qur’an, dan di dalamnya pula terdapat banyak majelis-majelis ilmu dan perkara-perkara lain yang dicintai oleh Allah. Berbeda dengan pasar yang di dalamnya banyak dijumpai transaksi-transaksi haram, perbuatan-perbuatan buruk, dan kemungkaran-kemungkaran lain yang terjadi di pasar. (Ta’zhimus Shalah)

📌Memakmurkan Masjid.

Ketika Rasulullah hijroh, sesaat ketika tiba di Madinah yang pertama kali beliau lakukan adalah membangun masjid.

Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian beliau tentang pentingnya keberadaan masjid sebagai tempat berkumpulnya kaum Muslimin untuk beribadah kepada Allah, sebagaimana Agama Yahudi dan Nasrani juga mempunyai tempat untuk hal itu.

Beliau telah memberi contoh kepada umatnya tentang bentuk pemakmuran masjid.

Dari Ummul Mukminin Aisyah, Rasulullah  pernah memerintahkan manusia untuk mendirikan bangunan masjid di suatu perkampungan, kemudian beliau memerintahkan agar masjid tersebut dibersihkan dan diberi wewangian. (HR Ibnu Hibban dishohihkan oleh Al Albani).

Beliau menekankan dengan keras agar kaum Muslimin menegakkan sholat jamaah di masjid, sebagai bentuk pemakmuran yang nyata. Sampai beliau berangan-angan membawa kayu bakar untuk membakar rumah orang-orang yang tidak menghadiri shalat jama’ah. (Muttafaq Alaih)

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (At-Taubah : 18)

📌Keutamaan Memakmurkan Masjid.

⏺Dilipat Gandakan Pahalanya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

“Shalat di masjid dengan berjamaah itu dilebihkan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar. Sesungguhnya jika salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu mendatangi masjid dan tak ada keinginan lain kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah pun melainkan Allah mengangkatnya satu derajat dan terhapus darinya satu kesalahan” (HR. Muslim)

⏺Datangnya Sakinah dan Rahmat.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,”Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca kitab Allah, saling mempelajarinya diantara mereka, melainkan sakinah (ketenangan) diturunkan kepada mereka, rahamt Allah akan meliputi mereka, dan para malaikat akan senantiasa menaungi mereka. Juga, Allah akan menyebut nama mereka di hadapan malaikat yang berada di sisi-Nya” (HR.Muslim)

Teladan Generasi Salaf.

Para Salaf telah menghias lembaran sejarah Islam di masa silam, dengan tinta kejayaan. Jika kita ingin mendapatkan kemulyaan itu haruslah kita meneladani perjalanan hidup mereka kembali, termasuk dalam memakmurkan masjid. Ibnu Mas’ud mengatakan, “Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah kelak dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat lima waktu tatkala adzan telah diseru. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan sebuah sunnah yang agung dan shalat berjamaah adalah diantara sunnah tersebut. Seandainya kalian shalat di rumah-rumah kalian, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang belakangan maka sungguh kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Jika kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian telah berada dalam kesesatan” (HR. Muslim)

Al Qadhi Taqiyuddin Sulaiman berkata,

“Aku sama sekali tidak pernah shalat wajib sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat seorang diri, seolah-olah aku seperti tidak melaksanakan shalat” (lihat Dzail Thabaqat Al Hanabilah, dinukil dari Ma’alim Fii Thariiq Thalab Al Ilmi)
Ar-Rabi’ bin Khaytam walaupun lumpuh kakinya, akan tetapi ia masih bersegera pergi ke masjid dengan dibantu oleh dua orang laki-laki. Dikatakan kepadanya,

“Hai Abu Yazid! Kamu memiliki udzur untuk mendirikan shalat di rumahmu. “Benar.” Ia lanjut menjawab, “Akan tetapi aku mendengar seruan hayya ‘alal falaah (Mari Kita Menuju Kemenangan). Dan aku kira, bagi sesiapa yang mendengar ajakan ini, seharusnya ia menjawab dan memenuhi panggilannya meskipun datang dalam keadaan merangkak” (lihat Hilyatul Auliya’, 2/113)

Dan dari masjid akan datangnya pertolongan Alloh yang besar tatkala berkobarnya fitnah Dajjal, dengan diturunkan Isa عليه السلام nanti setelah malhamah kubro di madjid menara putih Damaskus Suria.

Wallohu a’lam

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc